Benarkah Sedekap Di Bawah Perut Termasuk Sunnah Nabi?



UmmatMuslim.com - Sering kita jumpai seseorang sholat, dimana posisi kedua tangan saat bersedekap berada di bawah perut. Apakah bersedekap cara demikian diperbolehkan? Bahkan ada yang mengatakan kalau bersedekap dengan cara tersebut merupakan sunnah Nabi.


Bersedekap di bawah perut merupakan pendapat dari Madzab Hanafi dan Hambali, mereka berpendapat bahwa letak sedekap adalah di bawah pusar. Sebagaimana hadist berikut ini:

Ali radhiallahu 'anhu berkata:

إِنَّ مِنَ السُّنَّةِ فِي الصَّلاَةِ وَضَعَ الْأَكُفِّ عَلَى الْأَكُفِّ تَحْتَ السُّرَّةِ

"Sesungguhnya termasuk Sunnah dalam shalat adalah meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan di bawah pusar." (HR. Ahmad 1/110, Abu Daud no. 756, Ibnu Abi Syaibah 1/343/3945, Ad-Daraquthny 1/286, Al-Maqdasy no. 771,772, dan Ibnu ‘Abdil Barr dalam At-Tamhid 20/77). Dalam sanadnya ada rawi yang bernama 'Abdurrahman bin Ishak Al-Wasity yang para ulama telah sepakat untuk melemahkannya sebagaimana dalam Nashbur Rayah 1/314.

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, beliau berkata:

وَضْعُ الْكَفِّ عَلَى الْكَفِّ فِي الصَّلاَةِ تَحْتَ السُّرَّةِ مِنَ السُّنَّةِ

"Meletakkan telapak tangan di atas telapak tangan di bawah pusar di dalam shalat termasuk sunnah." (HR. Abu Daud no. 758). Dalam sanadnya juga terdapat 'Abdurrahman bin Ishak Al-Wasity.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau berkata:

مِنْ أَخْلاَقِ النُّبُوَّةِ وَضْعُ الْيَمِيْنِ عَلَى الشِّمَالِ تَحْتَ السُّرَّةِ

"Termasuk akhlak-akhlak kenabian, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah pusar." (Ibnu Hazm menyebutkannya secara mu'allaq 'tanpa sanad' dalam Al-Muhalla 4/157)

Persoalan letak tangan ketika sedekap, baik itu posisinya di dada, diatas pusar, maupun dibawah pusar bahwa ulama berpendapat tidak ada keterangan hadist yang kuat menerangkan perkara tersebut. Termasuk hadist-hadist yang disebutkan diatas adalah lemah.

Jadi kesimpulannya, posisi sedekap diletakkan dimana saja, di dada, di pusar, di bawah pusar, atau antara dada dan pusar. Karena masing-masing memiliki dalil dan masih diperselisihkan dikalangan ulama. Wallahu a'lam.

Back To Top