Tertawa adalah fitrah manusia, tertawa biasanya dilakukan manusia jika melihat hal-hal konyol atau lucu. Pada saat ini sering kita lihat acara televisi yang menampilkan acara-acara lawakan yang dapat membuat orang tertawa terbahak-bahak. Acara tersebut biasanya bertujuan sebagai hiburan untuk masyarakat setelah penat seharian bekerja. Tapi bagaimanakah pendapat Islam dengan tertawa ini?
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian banyak tertawa, karena banyak tertawa akan mematikan hati." (HR. At-Tirmizi no. 2227, Ibnu Majah no. 4183, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' no. 7435)
Dari hadits diatas jelas larangan terlalu banyak tertawa karena dapat mematikan hati. Mematikan hati disini dimaksudkan kita dapat lalai dalam beribadah kepadanya dan lupa akan adanya akhirat. Selain itu ada yang berpendapat juga bahwa mematikan hati bisa jadi kita tidak peduli sesama, segala sesuatu yang membuat kita senang akan kita lakukan tanpa melihat dampaknya terhadap orang lain.
Dari larangan diatas bukan berarti Rasulullah tidak pernah tertawa melainkan tertawa Rasulullah tidak berlebihan sebagaimana hadits dari Aisyah isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa dia berkata: "Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum." (HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)
Jadi tertawa boleh-boleh saja asal jangan sampai keseringan dan sampai terbahak-bahak karena hal tersebut dilarang dalam Islam sebagaimana yang telah disampaikan diatas. Jangan sampai kita lalai dalam perkara perkara dunia yang akan kita tinggalkan sampai melupakan perkara akhirat yang kekal.
Dari Anas Bin Malik ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, 'Surga dan neraka ditampakkan kepadaku, maka aku tidak melihat tentang kebaikan dan keburukan seperti hari ini. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, kamu benar-benar akan sedikit tertawa dan banyak menangis'." (HR. Muslim, no. 2359)
Wallahua'lam [Mustafa/UmmatMuslim.com]