Ramalan Cuaca atau Perkiraan Cuaca ???



UmmatMuslim.com - Salah satu diantara sebab kesalah-pahaman dalam membaca adalah kurang bisa memahami istilah. Terlebih istilah yang ambigu. Sebagian orang memahami seuatu istilah tidak sebagaimana konteksnya. Salah satu contohnya adalah ramalan. Bisa kita nyatakan, kata ini termasuk ambigu. Bisa digunakan dalam banyak kalimat dengan konteks yang berbeda. Seperti ramalan cuaca dan ramalan paranormal, jelas konteksnya berbeda. Karena masing-masing disimpulkan dari cara yang berbeda.



Terkait hukum ramalan cuaca, Imam Ibnu Utaimin memberikan beberapa catatan yang perlu digaris bawahi, Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah, hanya miliknya informasi kapan kiamat, dia yang menurunkan hujan, dan dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Tidaklah satupun jiwa mengetahui apa yang akan dia lakukan besok, dan tidak ada satupun jiwa dimana dia akan mati..” (QS. Luqman: 34)

Untuk itu, siapa yang mengklaim mengetahui hal yang ghaib, termasuk mengaku mengetahui kapan hujan turun, berapa jumlahnya, dst. maka dia telah melakukan perbuatan kekafiran, karena mendustakan firman Allah, Katakanlah, tidak ada satupun di langit dan dibumi yang mengetahui hal ghaib, kecuali Allah. (QS. An-Naml: 65).

Menggunakan Indikator lahiriyah, bukan termasuk menebak ilmu ghaib.
Imam Ibnu Utsaimin mengatakan, Menyampaikan informasi tentang turunnya hujan atau perkiraan turunnya hujan pada beberapa waktu berikutnya, berdasarkan hasil penelitian dengan alat canggih, untuk memprediksi kondisi cuaca, sehingga ahli meteorologi bisa menyimpulkan bahwa cuaca mengarah pada turunnya hujan. Informasi semacam ini, tidak termasuk ilmu ghaib. Namun dia mengacu pada indikator lahiriyah. Dan semua kesimpulan yang mengacu pada indikator lahiriyah, tidak bisa disebut bahwa itu ilmu ghaib.

Informasi yang disampaikan di radio tentang perkiraan cuaca bukan termasuk mengetahui ilmu ghaib. Karena itulah, mereka hanya bisa mendapatkan info tentang prediksi cuaca, dengan alat canggih yang bisa mengukur kondisi cuaca. Mereka juga tidak mampu, misalnya memberitahukan akan turun hujan setelah sekian tahun dengan curah tertentu. Karena alat yang mereka gunakan tidak mampu menjangkau keadaan yang bisa mengetahui semua kondisi cuaca. Alat ini hanya terbatas untuk waktu tertentu. Itupun kadang meleset, meskipun kadang juga benar. Adapun ilmu ghaib adalah mengetahui sesuatu yang ghaib yang bersandar pada pengetahuan yang dimiliki, tanpa menggunakan indikator lahiriyah. Dan semacam ini tidak ada yang tahu kecuali Allah.
(http://www.ibnothaimeen.com/all/noor/article_1716.shtml)

Untuk itu, mungkin istilah yang lebih tepat, agar tidak menimbulkan kesalah-pahaman, prakiraan cuaca atau prediksi cuaca, dan bukan ramalan cuaca. Karena realita yang ada, BMG hanya menyampaikan prediksi, sehingga orang bisa merencanakan agenda aktivitasnya. BMG tidak pernah memaksakan orang lain untuk membenarkan informasi yang dia sampaikan. Karena mereka memahami, itu hanya prediksi.

Nuansa ini jelas berbeda dengan ramalan dukun, yang dilakukan tanpa menggunakan indikator lahiriyah apapun, dan oleh pengikutnya dipercaya sampai pada tingkat yakin, tanpa interupsi. Kasus kedua inilah yang bermasalah, dan bahkan termasuk perbuatan kekafiran.

Wallahu a’lam

*https://konsultasisyariah.com/17840-ramalan-cuaca-haram.html


Back To Top