UmmatMuslim.com - Pada masa awal-awal dakwah islam, kaum muslimin mendapat tekanan berat, terutama kaum lemah dan para budak. Banyak yang didera siksaan kejam sebab keislaman mereka, salah satunya ialah Bilal. ia digiring tuannya, Umayyah bin Khalaf ke tengah padang pasir pada tengah hari, saat panas matahari berada dipuncak. Dadanya yang telanjang ditindih batu besar sementara Umayyah menginjakkan kakinya.
"Kau akan seperti ini sampai kau mati!" kata Umayyah "Kecuali engkau mau mengingkari Muhammad dan kembali menyembah latta dan uzza."
tetapi lihatlah kokohnya iman bilal dengan begitu tersiksanya dengan tegas ia berkata ,"Ahad! Ahad! Allah Tuhanku!"
Kadang kala Umayyah mengikat leher Bilal dan menyerahkan kepada anak-anak, Kemudian, anak-anak itu mengarak Bilal ke lembah-lembah Makkah. Sementara Bilal hanya berulang-ulang mengucapkan, "Ahad! Ahad!"
Abu Jahal juga pernah menyiksa Bilal. Ia menyeret dan menampari wajah Bilal, menjemur Bilal dibawah matahari dan menindihnya perutnya dengan penggilingan, tetapi iman Bilal tetap kokoh tak goyah sedikitpun.
Abu Bakar merasa perihatin melihat kondisi Bilal. Abu Bakar kemudian menemui Umayyah untuk membebaskan Bilal. Orang-orang yang mengetahui hal itu berkomentar, "Abu Bakar membeli Bilal yang terpendam bebatuan". Abu Bakar mendapatkan Bilal, merawatnya dan mengobati luka-lukanya, lalu membebaskannya dari status budak.
Setelah merdeka, Bilal hampir selalu bersama Rasulullah SAW dan Abu Bakar, ikut dalam berbagai peristiwa bersama mereka. Hatinya tulus hingga Allah berkenan mengangkat derajatnya. Suatu ketika Rasulullah pernah berkata kepada Bilal, "Aku pernah diperlihatkan Surga dan aku mendengar langkah-langkah kaki. Aku menyeru.'siapa dia?' Tiba-tiba terdengar jawaban ;Bilal'".
Bilal menangis terharu tiap kali teringat cerita Rasulullah SAW itu.
Lihatlah bagaimana kisah kokohnya keimanan Bilal yang walaupun disiksa dengan sedemikian rupa yang mungkin kita tidak akan sanggup melakukannya tetapi ia sabar dengan hal itu dan tetap kokoh pada keimanannya dan tetap mengesakan Allah SWT sampai diangkat derajatnya dan jejak kakinya pun telah terdengan di surga Allah SWT
Wallahu a'lam
Sumber:
Dr. Musthafa Murad, "Kisah Hidup Abu Bakar As-Shiddiq", Penerbit Zaman, Jakarta, 2014
.