UmmatMuslim.com - Peramal dan Dukun pada zaman sekarang ini sangat mudah dijumpai, bahkan sekarang mereka dikemas sedemikian rupa supaya tidak terlihat menyeramkan lagi. hal ini biasanya dilakukan karena kubutuhan acara televisi yang banyak merusak moral bangsa ini. selain itu para peramal juga dengan mudah kita dapatkan dipasar-pasar ataupun dipinggir-pinggir jalan. sedangkan kita semua tahu bahwa peramal dan dukun ini adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam agama Islam.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun, kemudian mempercayai apa yang dikatakannya, berarti ia telah mengingkari apa yang diturunkan kepada Muhammad (al-Qur'an)." (HR. Ahmad)
Haram hukumnya mempercayai ahli nujum, dukun, peramal, tukang sihir, orang yang mengaku mengetahui jiwa orang atau peristiwa-peristiwa yang lalu yang tidak diketahui orang atau mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Sebab hal-hal tersebut hanya diketahui oleh Allah saja.
Allah SWT berfirman,
"Dan Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam hati." (Al-Hadid : 6)
"Katakanlah, 'Tidak ada seorang pun dilangit dan dibumi yang mengetahui perkara ghaib, kecuali Allah.'" (An-Naml : 65)
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa mendatangi seorang peramal lalu ia menanyakan sesuatu kepadanya, maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR.Muslim)
Apa yang dikatakan oleh para peramal itu sebenarnya hanyalah dugaan dan kebetulan saja. Umumnya adalah sebuah dusta dari setan dan tidak ada orang yang terbujuk kecuali orang yang kurang akalnya saja. Andaikata mereka mengetahui hal-hal yang ghaib, niscaya mereka akan mengambil harta yang tersimpan dalam perut bumi ini sehingga tidak lagi menjadi orang fakir yang kerjanya mengelabui orang lain hanya untuk sekedar mencari sesuap nasi dengan cara yang bathil.
Wallahu a'lam
sumber:
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, "Bimbingan Islam Untuk Pribadi dan Masyarakat", Darul Haq, Jakarta, 2014
Wallahu a'lam
sumber:
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, "Bimbingan Islam Untuk Pribadi dan Masyarakat", Darul Haq, Jakarta, 2014