Bagaimana Istri Seharusnya Menunjukkan Kemarahannya?



UmmatMuslim.com - Wanita memiliki beragam cara dalam memperlihatkan amarahnya kepada suaminya, diantara mereka, ada yang menjadikan kehidupan suaminya sebagai neraka yang tidak kuat menahannya, sesekali dengan ucapan dan ada juga dengan perbuatan, atau dengan keduanya sekaligus.



diantara mereka ada yang meninggalkan ranjang, adapula meninggalkan rumah secara total dengan meninggalkan dibelakangnya segala kekacauan dalam kehidupan dan rumah tangganya.

renungkanlah apa yang dilakukan Aisyah saat menampakkan amarahnya. Suatu hari Rasulullah SAW mengatakan kepada Aisyah RA,"sesungguhnya aku benar-benar mengetahui amarah dan ridhamu", Aisyha mengatakan : Aku bertanya "Bagaimana engkau mengetahui hal-hal itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "jika engkau ridha, maka engkau mengatakan : Ya demi Rabb Muhammad, sementara Jika engkau marah, maka engkau mengatakan: Tidak, demi Rabb Ibrahim." Aisyah mengatakan: Aku menjawab " Ya, aku tidak meniggalkan kecuali namamu." (HR. Bukhari dan Muslim)

dalam hadits ini deisebutkan kecermatan seorang laki-laki dalam membaca isi hati istrinya, baik kata-kata maupun perbuatannya, serta berusaha untuk mendamaikan antara ia dan istrinya agar cinta dan keharmonisan kembali kepada kehidupan keduanya. renungkanlah perkataan Ummul Mukminin Aisyah RA yang tidak meninggalkan rumah atau ranjang, atau melakukan tindakan yang banyak dilakukan istri kaum muslim dewasa ini. ia hanya meninggalkan nama Nabi SAW ke nama Ibrahim AS.

suami harus juga harus tahu bahwa tidak ada wanita yang sempurna sifatnya. wanita itu diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah atasnya. jika anda berusaha untuk meluruskannya, maka Anda mematahkannya, dan mematahkannya berarti mencerainya. Saudaraku, jika Anda menginginkan Fatimah, maka jadilah Anda seperti Ali, Nabi SAW bersabda: "Janganlah laki-laki mukmin membenci wanita Mukminah. Jika ia membenci satu dari akhlaknya, maka ia senang dengan akhlak lainnya darinya" (HR. Muslim)

Wallahu a'lam

sumber:
Majdi bin Manshur bin Sayyid asy-Syuri,"Mahkota pengantin", Pustaka At-Tazkia, Cetakan Keempat, 2016.


Back To Top